Detail Berita

 

Jakarta, 8 Oktober 2025Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, hingga 8 Oktober 2025, Indonesia telah mengalami 2.535 kejadian bencana alam. Sebagian besar merupakan bencana hidrometeorologi seperti banjir, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), tanah longsor, serta kekeringan.

Dari total kejadian tersebut, banjir menjadi bencana paling sering terjadi dengan 1.269 kejadian, disusul cuaca ekstrem sebanyak 512 kejadian, karhutla 498 kejadian, tanah longsor 188 kejadian, dan kekeringan 30 kejadian. Adapun bencana geologi seperti gempa bumi (19 kejadian), erupsi gunung api (4 kejadian), dan tsunami (1 kejadian) tercatat dalam jumlah lebih sedikit.

BNPB juga mencatat, bencana sepanjang tahun ini telah menyebabkan 358 orang meninggal dunia, 37 orang hilang, 595 orang luka-luka, serta lebih dari 4,9 juta jiwa terdampak dan mengungsi.

Kerusakan yang ditimbulkan cukup luas. Total 30.539 rumah rusak, terdiri atas 4.447 rumah rusak berat, 6.880 rusak sedang, dan 19.212 rusak ringan. Selain itu, 579 fasilitas umum rusak, termasuk 331 satuan pendidikan, 207 tempat ibadah, dan 41 fasilitas kesehatan.
Sementara itu, 277 infrastruktur kantor dan jembatan juga terdampak, dengan rincian 26 kantor dan 251 jembatan rusak.

BNPB menyebut, wilayah dengan kejadian bencana terbanyak meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, yang didominasi oleh bencana hidrometeorologi akibat tingginya curah hujan serta perubahan pola iklim.

“Tren bencana hidrometeorologi masih mendominasi, sehingga upaya mitigasi dan kesiapsiagaan di tingkat daerah perlu terus diperkuat,” demikian keterangan BNPB dalam laporan resminya.

 

BNPB mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk terus waspada menghadapi perubahan cuaca ekstrem serta memperkuat kapasitas penanggulangan bencana melalui mitigasi berbasis masyarakat dan sistem peringatan dini.